4 November 2013

kebiasaan masyarakat dubai


Larangan makan di siang hari
Suasana dalam tenda Ramadhan di Jumeirah Beach Hotel
Hampir semua restoran di kota ini tutup di siang hari. Jika Anda pergi ke pusat perbelanjaan, Anda akan menemukan food court yang kosong, kecuali satu atau dua gerai yang buka untuk melayani pelanggan anak-anak atau manula. Sekelilingnya pun tertutup rapat oleh tirai sehingga orang yang berpuasa tidak akan menyaksikan siapa pun makan di depan mereka. Di kantor pun, karyawan tidak diperbolehkan makan di meja mereka selama Ramadhan dan hanya bisa melakukannya di tempat yang disediakan. Tidak boleh minum kopi di lift dalam perjalanan menuju kantor; tidak boleh menyantap roti isi di mobil. Tidak boleh makan sama sekali di depan umum. nafsu.
Sedikit kerja, banyak istirahat
Kebiasaan lain yang membuat hidup orang yang berpuasa di Dubai jadi jauh lebih mudah — dan yang sangat saya sukai — adalah jam kerja yang lebih pendek. Kondisi ini juga berlaku bagi karyawan non-Muslim. Kantor-kantor diwajibkan memangkas tiga jam penuh dari waktu kerja karyawannya setiap hari.
Makanan berlimpah ruah
Biarpun kami semua tahu inti berpuasa bukanlah makan sebanyak mungkin setelah matahari terbenam, makanan masih memegang peran utama dalam kehidupan kita selama Ramadhan. Dubai pun tidak terkecuali. Setiap restoran di kota ini akan menyediakan menu berbuka puasa istimewa, mulai dari prasmanan berbagai hidangan hingga paket lima makanan dengan harga terjangkau.
Hotel-hotel akan berlomba-lomba menarik pengunjung dengan mendirikan tenda-tenda besar di luar khusus untuk bulan Ramadhan. Sebagian besar dari tenda ini hampir selalu didekorasi dengan penerangan yang cantik dan menyenangkan, termasuk hiasan berupa lentera dan lilin dengan semilir aroma lembut bakhoor (wewangian dari kayu oud yang dibakar di dalam dupa) semerbak di udara. Akan ada prasmanan besar yang terutama berisi hidangan tradisional Arab khas Ramadhan, selain sajian India dan Asia. Mulai dari berbuka puasa hingga menjelang isya, orang akan berbondong-bondong datang untuk makan dan bersantai di tenda-tenda ini. Tempat shalat jelas disediakan bagi mereka yang ingin menunaikan shalat maghrib, tapi sejujurnya, di sana lebih banyak orang yang makan daripada shalat.
Suasana dalam tenda Ramadhan di Jumeirah Beach Hotel
Akan tetapi, pengunjung tenda-tenda Ramadhan bukan hanya yang berpuasa. Banyak perusahaan juga menggelar buka puasa bersama di sini. Mulai dari isya hingga sekitar pukul 2.00 pagi, tenda-tenda ini melayani pesanan untuk sahur. Hidangan yang lebih ringan pun disajikan, shisha ditawarkan dan orang-orang dipersilakan untuk datang dan bersantai hingga tengah malam.
Acara-acara TV tak berguna
menjalani Ramadhan di Dubai serial TV tak bermutu yang khusus ditayangkan di bulan suci ini. Selain drama seri Omar yang mulai tayang tahun lalu, program-program TV benar-benar tidak ada hubungannya dengan Ramadhan atau Islam. Setiap episode ditayangkan setiap hari tepat sebelum waktu shalat tarawih. Akibatnya, kaum lelaki pemalas lebih suka tinggal di rumah untuk menonton TV daripada pergi ke masjid untuk shalat.
Kedamaian di Masjid
Tepat sebelum maghrib, para relawan datang dan menggelar acara buka puasa untuk fakir miskin, biasanya disponsori oleh penduduk Uni Emirat Arab yang kaya raya. Setiap malam, selama shalat isya, tarawih dan tahajud, masjid dijejali para jemaah. Suara tilawah Quran menggema hingga ke jalan.
 000_Nic6118625-sm
Inilah momen ketika suasana damai menyelimuti saya, mengingatkan saya bahwa saya memang sedang berada di negara muslim. Umat muslim dari berbagai latar belakang di Uni Emirat Arab mungkin menafsirkan Ramadhan secara berbeda, tapi yang pasti: Di sini ada sesuatu untuk setiap orang.

 Menurut adat istiadat setempat, warga asli Dubai tetap mempertahankan tradisi untuk mengenakan jubah mereka dan bahkan bangga mengenakannya. Sebab orang-orang di sini lebih respek kepada orang yang mengenakan jubah tersebut. Di UEA, warga asli lebih dihormati, yang ditandakan dengan tetap penggunaan jubah tradisional mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar